Tampilkan postingan dengan label purwoceng. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label purwoceng. Tampilkan semua postingan

Rabu, 07 Desember 2011

MASIHKAH MENUNGGU TREN TANAMAN HIAS

Mungkin bisnis tanaman hias bagi sebagian orang untuk saat ini Desember 2011 merupakan bisnis yang sudah mati dan tidak prospek lagi..., karena sudah tidak ada lagi pameran tanaman hias yang dulu setiap bulan pasti ada. Contohnya di yogya dulu saat sebelum Gelombang Cinta dan athurium Booming, bisnis tanaman hias sangat bergairah untuk setiap jenis tanaman. Namun gairah bisnis tanaman ini dimanfaatkan oleh beberapa orang dengan menciptakan image hanya Gelombang Cinta dan anthurium yang akan selalu bertahan dengan harga mahal, alangkah kagetya setelah berinvestasi pada 2 tanaman tersebut harga tanaman tersebut kemudian hancur lebur sampai sekarang...

Masihkah Anda menunggu saat yang baik untuk bisnis tanaman hias....?...
Klo pendapat saya sih... jangan pernah menunggu saat yang baik untuk memulai usaha,..lebih baik terus menanam tanaman hias yang beranekaragam..., Klo buat pemula pilih jenis tanaman yang mudah beranak/dibiakkan seperti jenis rumput-rumputan, puring,kembang sepatu, begonia rex, dll.. karena dengan modal sedikit kita bisa mendapatkan banyak tanaman dengan sistem pembiakan.

Dengan pendekatan sistem perbanyakan tanaman kita akan mudah memiliki banyak tanaman, perbanyakan tanaman secara vegetatif merupakan alternatif yang biasa dimanfaatkan oleh para pembisnis tanaman. Contohnya kita bisa membeli indukan jenis puring yang ukuran sedang seharga Rp.12.000,- kemudian kita perbanyak dengan model setek minimal akan menjadi 10 bibit tanaman, dan 4 bulan kedepat siap untuk dijual. Jika kita membeli 100 indukan maka akan mendapatkan 1000 bibit di 4 bulan ke depan.

Pasar tanaman hias masih sepi....
Secara umum pasar tanaman hias sampai akhir tahun 2011 ini masih sepi, namun jika kita jeli tidak ada kata sepi buat yang mau berinovasi. Contohnya penulis walaupun bermula dari hobi koleksi tanaman dan tidak banyak waktu luang untuk merawat tanaman masih aja mendapatkan pesanan tanaman minimal 1 minggu sekali, Tanaman yang banyak dipesan adalah Purwoceng,itupun yang pesan tidak kaum adam saja. Mereka membeli tidak selalu untuk dikonsumsi sendiri namun lebih banyak untuk di jual lagi..., Padahal saya merawat tanamannya hanya diteras rumah dan sistem pemasaran hanya lewat Blog gratisan yang juga sederhana..... Maka buat para pecinta tanaman hias maupun hobies mulai dari yang sederhana dengan cara yang sederhana saja, uangpun mengalir juga sederhana ke rekening kita.

Mari cepat berbuat, mulailah kembali merawat tanaman yang sudah mulai ditinggalkan orang, saat yang tepat hari ini hujan mengguyur yogya.....

Jumat, 24 September 2010

Budidaya VIAGRA JAWA "Purwaceng"

PROSPEK CERAH BUDIDAYA PURWACENG
Suber: dinhubkominfo
Rabu, 23 Juni 2010


Salah satu tanaman langka yang berkhasiat untuk menambah stamina yang hanya bisa tumbuh di Gunung Dieng, Kabupaten Wonosobo, kini bisa ditemukan di Kaligua. Tasim (45), warga Dukuh Kaligua, Desa Pandansasri, Kecamatan Paguyangan ini pelopor budidaya Purwaceng di Kaligua bersama seorang temannya, Datum (46) mencoba menanam Purwaceng di rumahnya dan berhasil tumbuh dengan baik.

Ditemui di rumahnya, Dukuh Kaligua Rt.3 Rw.5 Nomor 108 Desa Pandansasi, Selasa (22/6) Tasim mulai menanam Purwaceng sejak 3 bulan lalu. Berawal dari saudaranya yang tinggal di Wonosobo mencoba menanam Purwaceng di rumahnya. Selain untuk campuran kopi, Purwaceng juga bisa untuk lalapan. “Saya dan keluarga sering makan Purwaceng untuk lalapan” tutur Karyawan Pabrik The Kaligua ini.

Purwaceng dijadikan alternative selain menanam the, dan sayur dan buah-buahan bagi masyarakat Kaligua karena mempunyai prospek yang cerah. Tanaman ini pun merupakan tanaman yang sangat potensial untuk dijadikan komoditas unggulan, karena setelah digarap secara tradisional, ternyata memiliki potensi pasar yang cukup menjanjikan. Untuk 1 kilogram Purwaceng bisa mencapai Rp. 100 ribu. Purwacang ini tumbuh seperti umbi-umbian yang memiliki kadar ‘ginseng’ sangat tinggi.

Tim juga berharap ada perhatian dari pemerintah daerah untuk mengembangkan Purwaceng di Kaligua yang nantinya bisa menjadi unggulan selain the hitam Kaligua. “Semoga Purwaceng bisa menjadi andalan baru Kaligua” harapnya.

Dari namanya saja, sudah memberikan gambaran tentang khasiat. Nama itu diambil dari kata Purwa dan Ceng. Kata Purwa dalam kamus Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) memiliki arti permulaan, masa lalu, masa yang lama. Sedangkan Ceng asal kata dari Cengeh, artinya gadis centil atau Ceng yang berdiri sendiri berarti saripati (tebu).

Meski sebetulnya sulit ditanam, Purwaceng yang bernama latin Pimpirella pruatjan makin banyak dicari. Sepintas, Purwaceng tak jauh berbeda dari tanaman perdu yang tumbuh liar di pinggir jalan atau kebun-kebun kosong. Padahal, bisa dibilang tanaman ini tak bisa diremehkan lantaran punya manfaat besar. Meski termasuk jenis perdu, Purwaceng merupakan tanaman yang tergolong langka.

Bahkan di Dataran Tinggi Dieng yang merupakan daerah asalnya, tak semua tempat di sana bisa ditanami Purwaceng. Selain ketinggian permukaan, tanah tempatnya tumbuh juga harus mengandung unsur-unsur tertentu, dengan kelembaban dan cuaca yang tertentu pula.

Purwaceng punya ciri khas berdaun kecil agak bulat dan bergerigi di bagian pinggirnya. Purwaceng memiliki satu batang dengan beberapa cabang daun yang tumbuh melebar di atas tanah. Purwaceng yang subur bisa memiliki cabang daun yang diameternya mencapai 20 cm. Bila tumbuh di tempat yang tepat, daun Purwaceng tumbuh subur dengan ukuran agak besar. Purwaceng yang subur dan bagus juga bisa memiliki akar yang panjangnya mencapai 20 cm, dan saat dipanen akarnya berwarna kuning.

( Sumber berita Bag. Humas dan Protokol


MAu beli Purwaceng Instan Maupun Bibit Tanaman serta ulasan lengkap di:
http://healthcareman.blogspot.com