Senin, 19 Desember 2011

Perintah Menanam Pohon

Perintah Rasulullah Untuk Menanam Pohon
Para pembaca yang budiman, mungkin anda masih mengingat sebuah hadits yang masyhur dari Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-, beliau bersabda, 
إِذَا مَاتَ اْلإِنْسَانُ‏‎ ‎انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ‏‎ ‎مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ‏‎ ‎صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ‏‎ ‎يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ‏‎ ‎صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ 
Jika seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah seluruh amalannya, kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah (yang mengalir pahalanya), ilmu yang dimanfaatkan, dan anak shaleh yang mendo’akan kebaikan baginya.” [HR. Muslim dalam Kitab Al-Washiyyah (4199)] 

Perhatikan, satu di antara perkara yang tak akan terputus amalannya bagi seorang manusia, walaupun ia telah meninggal dunia adalah SEDEKAH JARIYAH, sedekah yang terus mengalir pahalanya bagi seseorang. Para ahli ilmu menyatakan bahwa sedekah jariyah memiliki banyak macam dan jalannya, seperti membuat sumur umum, membangun masjid, membuat jalan atau jembatan, menanam tumbuhan baik berupa pohon, biji-bijian atau tanaman pangan, dan lainnya. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits dari Anas bin Malik bahwasanya Rasulullah pernah bersabda :
 
” Tidaklah seorang muslim menanam tanaman, kemudian tanaman tersebut dimakan oleh burung, manusia ataupun binatang ternak, melainkan hal itu sudah termasuk sedekah darinya.” 
  Islam menganggap pertanian sebagai mata pencaharian yang halal, utama, dan barakah. Betapa tidak, sedangkan hasil pertanian tidak saja menjadi konsumsi manusia, namun juga hewan. Imam muslim juga meriwayatkan hadits dari Jabir bin Abdullah bahwasanya Rasulullah pernah bersabda :
“Tidaklah seorang muslim menanam tanaman kecuali yang dimakan darinya merupakan sedekah, apa yang dicuri darinya merupakan sedekah, apa yang dimakan oleh binatang buas merupakan sedekah, apa yang dimakan oleh burung merupakan sedekah, dan apa yang diambil oleh orang lain juga merupakan sedekah.” dalam lafal lain : “…Merupakan sedekah sampai akhir kiamat” 

Dari dua hadits di atas ada beberapa hal yang dapat kita petik :
1. Rasulullah menganjurkan kita untuk bercocok tanam dan memanfaatkan lahan-lahan pertanian untuk bercocok tanam.(bukan jarah tanah lho...)
2. Hasil cocok tanam tersebut merupakan sedekah bagi kita jika ada yang memakannya, sampai hari kiamat. 3. Pahala akan diterima oleh orang yang menanam maupun pemilik lahan. 

Anjuran untuk menanam pohon, bercocok tanam, dan melakukan penghijauan bumi ini berlaku sampai hari kiamat. Selama seseorang masih memiliki nyawa ia masih diperintahkan untuk menanam pohon (lihat tulisan 2 kisah yang perlu diangat). Imam Bukhari dan Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda : 

 “JIka kiamat terjadi dan salah seorang di antara kalian memegang bibit pohon kurma, lalu ia mampu menanamnya sebelum bangkit berdiri, hendakalah ia bergegas menanamnya.” 

Juga sejalan dengan hadits Rasulullah : “Tanamlah bibit pohon yang ada di tangan mu sekarang juga, meski besok kiamat. Allah akan tetap memperhitungkan pahalanya.” 

  Demikian besarnya perhatian Islam terhadap penanaman pohon dan penghijauan dunia. Pada satu sisi, Islam memerintahkan umatnya untuk menanam pohon. Pada sisi lain, Islam juga melarang untuk menebang pohon tanpa adanya alasan yang benar. Dari Abu Dawud : “Barang siapa yang menebang pepohonan, maka Allah akan mencelupkan kepalanya ke dalam neraka” 

Begitulah perhatian Islam kepada pohon. Makhluk Allah yang sangat berguna. Bagaiman tidak, pohon merupakan salah satu senjata yang ampuh untuk mengurangi global warming. Satu pohon saja bisa menyerap 1 ton karbon selama hidupnya. “…Rabb kami, tiadalah engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci engkau, Maka peliharalah kami dari siksa api neraka” (Ali Imran 191)

Tidak ada komentar: